Showing posts with label 2019. Show all posts
Showing posts with label 2019. Show all posts

Tuesday, July 31, 2018

KETIKA DEMOKRAT BERSIKAP DAN MEMILIH


PENTINGNYA MENEGUHKAN KEMBALI KOMITMEN KERAKYATAN KITA YANG TERKOYAK DIBANDINGKAN BAGI-BAGI ROTI KEKUASAAN

Diawali dengan perjalanan memenuhi undangan DPP Partai Demokrat beberapa waktu yang lalu kami bersama dengan seluruh unsur Pimpinan Partai sampai ke tingkat Kecamatan berangkat ke Jakarta guna menghadiri Rapimnas Partai Demokrat, yang diselenggarakan di Sentul Bogor. Rapimnas ini sebagaimana umumnya, adalah rapat yang diselenggarakan guna mengambil keputusan besar atas situasi sosial politik yang terus berkembang dinamis di masyarakat dan bergerak kearah yang membuat banyak pihak khawatir termasuk Partai Demokrat,  yaitu arah demokrasi yang menuju pada perpecahan bangsa. Situasi ini bila ditilik lebih dalam lagi, sudah bukan soal tentang siapa yang kalah dan siapa yang menang tetapi lebih pada “komitmen untuk melakukan  penyelamatan bangsa dari jurang kehancuran”.

Pada saat itu, selain memberi arahan tentang strategi pemenangan, Ketua umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono Bersama Komandan KOGASMA Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono menegaskan; Pertama bahwa Partai Demokrat harus berada di garis terdepan dalam memperjuangkan segala apa yang menjadi problem dan kesulitan masyarakat, terutamanya masyarakat miskin dan yang termarginalkan oleh kebijakan pemerintah yang sedang berkuasa. Kedua bahwa belajar dari pemilu sebelumnya dimana Partai Demokrat tidak mempunyai (mengusung) calon Presiden, nyata-nyata berdampak signifikan terhadap perolehan suara Partai secara nasional, maka diputuskan pada pemilu 2019 PD harus mengusung calon presiden sendiri dengan membangun koalisi yang berlandaskan pada etika politik dan program-program pro kerakyatan. Jujur, bahwa kami sebagai kader yang berada pada level paling bawah kepemimpinan partai ini merasa terhormat dan bangga karena dilibatkan secara langsung dalam merancang, menggagas dan memikirkan bagaimana kemudian bangsa ini diperjuangkan, dibangun secara benar dan konstitusional, bagaimana kemudian sepulang dari Rapimnas kami harus allout berjuang mempersiapkan segalanya tanpa mengenal kata menyerah.

Pada saat Rapimnas memang yang menjadi bintang dari perhelatan ini adalah AHY selaku Komandan KOGASMA dan JOKOWI sebagai Undangan VVIP dalam kapasitas Presiden. Dalam beberapa momen panggung keduanya beliau jelas terlihat saling melempar signal yang positif, dan sebagai sesama tokoh politik pada skala nasional ini tentunya pertanda baik, meskipun jujur saja hal tersebut sempat juga membuat khawatir sebagian rekan sesama kader, bahkan beberapa diantaranya dengan tegas menunjukkan sikap, protes keras dengan cara mereka masing-masing, disitulah terlihat betapa kuat figur kepemimpinan Ketua Umum menakhodai partai ini, sebab hal yang demikian itu tidak lantas kemudian membuat perahu ini retak apalagi terbelah.  

Pada tanggal 11 Maret 2018 ada kejutan yang luar biasa diarena Rapimnas, dimana pada acara penutupan, AHY selaku Komandan KOGASMA menyampaikan pidato politiknya dengan Thema “DEMOKRAT S14P!”. Menyimak seluruh apa yang disampaikan oleh beliau secara runtut dan gamblang menujukkan bahwa tidak salah AHY adalah asset sekaligus kader terbaik yang dimiliki oleh partai ini, disaat ini dan kelak nanti, pantas rasanya bila aku katakan bahwa masa depan gemilang partai ini kelak kemudian ada di pundak beliau dengan mentor politik terbaik yaitu Ketua Umum SBY. Dalam pidatonya yang disampaikan tanpa teks tersebut dengan tulus terlihat AHY memberikan apresiasi yang tinggi kepada pemerintah atas capaian yang sudah diraih, selain mengkritisi secara terukur atas apa saja yang menurut Demokrat dan AHY masih kurang.

Pasca Rapimnas Partai Demokrat pada saat diselenggarakannya Rakerda DPD PD DKI Jakarta AHY kembali menyampaikan pidato politiknya secara terbuka, dimana sebelumnya pidato ini tertunda oleh karena peristiwa bom di kota Surabaya. Menyimak secara utuh pidato yang disampaikan menunjukkan konsistensi dan posisi politik Demokrat dan AHY yang berada diluar pemerintahan sebagai kekuatan politik penyeimbang. Pada kesempatan ini pula AHY mengkritisi secara khusus tentang realisasi program pemerintahan Jokowi yakni revolusi mental, program yang nyata-nyata tidak berjalan sebagaimana semula digadang-gadang dan diharapkan serta dinanti oleh semua pihak dan elemen bangsa. Kritik yang disampaikan ini tentunya membuat kekuatan politik lain diseberang menjadi meradang, tetapi sepertinya hal tersebut tidak merubah sedikitpun niatan dan komitmen Demokrat untuk terus secara konsisten bersama rakyat yang kian tak berdaya oleh karena kebijakan yang tidak berpihak.

Medio, 24 Juli 2018, bertempat di Kediaman Pribadi SBY di Mega Kuningan, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto melakukan kunjungan. Sejalan meningkatnya eskalasi menuju Pilpres 2019, kunjungan ini tentunya bukanlah kunjungan biasa. Kunjungan ini juga membuat seantero negeri berdebar menunggu hasil apa yang akan disampaikan oleh kedua Pimpinan partai besar tersebut. Seusai melakukan pertemuan tertutup SBY dan PS menyampaikan bahwa Keduanya Beliau telah menyepakati kesamaan visi dan misi sebagai dasar untuk membangun koalisi dalam Pilpres 2019. Meskipun disaat sesi tanya-jawab, menjawab pertanyaan wartawan PS sempat mengatakan “why not”, tetapi kemudian SBY menegaskan bahwa pertemuan ini diadakan tidak untuk membahas nama calon wakil presiden bagi PS. Artinya bahwa kedua tokoh bangsa ini bertemu tidak karena telah mengantongi nama siapapun sebagai cawapres, tetapi tiada lain selain daripada “bermufakat tentang cara terbaik menyelamatkan rakyat dan bangsa dari jurang kemunduran demokrasi dan bergerak menuju kehidupan yang lebih baik dengan tetap mengedepankan politik yang beretika tanpa issue SARA”. Hanya itu kah? Tentu ini pertanyaan yang wajar, terlebih oleh para penyembah “liberalisme.” Apakah benar SBY tidak menyodor-nyodorkan putranya? Sebenarnya adalah hak mereka untuk bertanya dan curiga, tetapi menjadi aneh ketika melalui banyak media mereka lantas bernyanyi nyinyir berusaha kuat menyerang SBY, seoalah-olah apa yang disampaikan oleh SBY tidaklah benar adanya. Mereka para nyinyirin mania seolah meragukan Komitmen Kebangsaan yang dimiliki oleh SBY dan PS. Bahkan lebih prihatinnya lagi terlihat ada upaya yang jahat untuk menyerang SBY dan Demokrat dengan menyebar mimpi dan issue menggunakan narasi politik dinasti.

Medio, 25 Juli 2018, masih dari Mega Kuningan sehari setelah kedatangan PS, SBY kembali didatangi oleh tokoh penting nasional yaitu Zulkifli Hasan, Ketua umum Partai Amanat Nasional, setelah melakukan pembicaraan empat mata selama beberapa saat keduanya beliau keluar ruangan memberikan keterangan didepan media, Zulkifli Hasan sama halnya dengan Prabowo mengatakan bahwa pertemuan tersebut lebih bicara tentang situasi nasional sebagai landasan dibangunnya sebuah koalisi, dan kedua tokoh tersebut sepakat serta sependapat bahwa situasi saat ini harus diperbaiki bersama, "Saya garis bawahi betul pernyataan pak SBY tadi memang kami tidak bicara capres-cawapres. Yang kedua kami membahas situasi kekinian mengenai NKRI tercinta," artinya bahwa lagi-lagi kaum dan generasi nyinyir harus kecewa bahkan lebih besar lagi. Terlebih setelah Ketum PAN mohon diri, pada kesempatan yang sama SBY memberikan keterangan pada media, menjawab hal yang sebelumnya menurut beliau tidak mungkin disampaikan karena dipandang  kurang tepat, sebab ada pihak lain diantaranya calon Presiden dan Ketum Partai PAN. Sungguh semua apa yang disampaikan oleh SBY pada kesempatan ini membuat kami menjadi semakin “GILA” mencintai beliau dan partai ini, sebab disaat-saat genting seperti sekarang beliau mampu menempatkan diri dan partai ini dibawah kepentingan Bangsa dan Negara yang pernah beliau pimpin dengan gemilang. SBY dengan gamblang dan tegas menjawab semua tanya yang diajukan oleh media, yang diantaranya mempertegas bahwa sebagai tokoh politik adalah pantang dan bukan watak beliau SBY untuk menyodor-nyodorkan putranya yang notabena saat ini adalah salah satu kader terbaik yang dimiliki oleh Demokrat.

Medio, 30 Juli 2018, SBY melakukan kunjungan balasan ke kediaman Prabowo Subianto. Pada kesempatan ini setelah melakukan pertemuan empat mata keduanya hadir dihadapan media menyampaikan pernyataannya bahwa pada intinya PS dan SBY telah sama bersepakat untuk berkoalisi pada Pilpres 2019, ini tentu bisa tercapai atas kerja keras tim kecil yang ada dibelakang beliau berdua, dan yang perlu dicatat bahwa kerja keras tim ini telah memberikan gambaran yang dapat di simpulkan oleh publik dari keterangan yang disampaikan oleh masing-masing KETUM Partai ini, bahwa sesunguhnya mereka semua sejatinya adalah pemenang sebelum pertandingan dimulai. Ini kami nyatakan karena dari statemennya SBY dan PS sama sekali tidak menyinggung tentang nama cawapres sebagaimana dipikirkan oleh lawan politik dan kaum nyinyirin.  Justru yang kembali hangat menyirami semangat mereka adalah komitmen untuk memperjuangkan sekitar 100 juta rakyat miskin yang akan di komandani oleh Prabowo yang diawali sebagai calon presiden. Artinya bahwa SBY, PS dan semua tim telah berhasil melepaskan diri dari kepentingan sempit masing-masing kelompok dan pribadi. "Mengenai calon wakil presiden, Pak SBY juga ingin menegaskan kembali, sekali lagi bahwa Presiden SBY tidak menuntut atas nama Partai Demokrat satu nama tertentu. Sama sekali beliau menyampaikan, menyerahkan kepada saya jika saya menjadi calon presiden dari koalisi ini," kata Prabowo. Lebih lanjut PS mengatakan, pernyataan SBY itu sebuah kehormatan. Tentang nama cawapres yang akan diusung koalisi ini, nantinya akan dilakukan pertemuan-pertemuan intensif ke depan. "Apa pun nanti yang menjadi landasan perjuangan kita, beliau (SBY) tekankan harus mengutamakan kepentingan rakyat," pungkasnya. Dengan demikian Sah Partai Demokrat berkoalisi dengan Gerindra.

Medio, 30 Juli 2018, SBY hari ini melanjutkan langkah dan silaturahmi dengan seluruh jajaran Pimpinan PKS, dari keterangannya jelas bahwa SBY tetap mengedepankan moral politik yang baik bagi kemajuan demokrasi di negri ini, secara terang benderang  SBY mengatakan bahwa mereka lebih mengedepankan kesamaan platform perjuangan dalam koalisi dan intinya bahwa PKS sependapat tetap berada dalam koalisi yang sebelumnya telah dibangun bersama Gerindra. Meskipun dalam keterangannya PKS masih “mengutarakan” dalam pesan pendek yang beliau Presiden PKS Sohibul Iman sampaikan tentang hasil ijtimak Ulama, dan itu disikapi secara arif dan bijak oleh SBY bahkan dalam kesempatan tersebut SBY juga meluruskan persepsi masyarakat mengenai ideologi PKS. SBY menjelaskan PKS adalah partai berbasis Islam yang demokratis. "Banyak yang salah persepsi tentang PKS. PKS ini partai Islam, tapi amanah menghormati demokrasi kompatibel dengan sistem yang berlaku di negeri tercinta ini dan oleh karena itulah kami dulu bersama-sama kami juga tidak menginginkan adanya tindakan-tindakan yang radikal dari siapa pun dari kelompok mana pun," ujar SBY. Dalam kesempatan ini, SBY menyinggung soal cawapres bagi Prabowo Subianto. SBY berharap Prabowo bijak dalam memilih cawapres. "Saya yakin Pak Prabowo dengan kearifan dengan wisdom-wisdom, dengan pertimbangan yang bijaksana akan memilih yang paling tepat mendampingi, karena menurut kita bukan hanya harus menang dalam pilpres, tapi kalau terpilih amanah dia mampu memimpin dan Indonesia menjadi lebih baik 5 tahun mendatang," pungkasnya.  Lagi-lagi kaum nyinyir harus menanggung kecewa karena SBY sama sekali tidak menyinggung tentang peluang kadernya untuk menjadi wakil presiden PS yang akan disung oleh koalisi.

Intinya yang ingiin kami sampaikan bahwa dari seluruh proses, dinamika dan dialektika politik yang diperankan oleh SBY dan Demokrat terbukti semuanya tetap mengedepankan kepentingan Rakyat dan Bangsa diatas kepentingan kelompok dan golongan. SBY telah menyelesaikan apa yang menjadi kewajibannya sebagai Ketua Umum Partai secara terhormat dan bermartabat, SBY secara elegant telah menujukkan kelas kepemimpinan beliau sebagai kingmaker yang dimiliki oleh bangsa ini, dengan mengambil tugas sebagai jarum yang selalu menyatukan, SBY dan Demokrat telah berhasil keluar sebagai pemenang sebelum pertandingan dimulai. Adapun tentang kader terbaik yang dimiliki oleh Demokrat biarlah publik dan tokoh-tokoh koalisi yang menilai dan menimbangnya kemudian secara arif dan bijak untuk kepentingan rakyat dan bangsa. 

Selebihnya setelah malam ini Partai Demokrat dengan seluruh jajaran dan kader dapat fokus pada strategi pemengangan dengan mempersiapkan seluruh stekholder untuk "Ayo Bung Merebut Kembali”.

DEMOKRAT S14P!!