Jauh sebelum hari ini, masyarakat dahulu hidup bersahaja dan penuh makna ditengah berbagai peristiwa dan simbol. Simbol-simbol itu merupakan perlambang atas berbagai hal menyangkut hidup dan kehidupan, menyatu erat dalam semangat orang yang mampu serta mengerti akan makna filosofi. Sejalan dengan budaya yang luhur dan luhung, hal ini terus berlangsung hingga sekarang terutama di daerah-daerah yang memang peninggalan sejarah budayanya masih terpelihara baik dengan keberadaan langgengnya simbol pusat kekuasaan budaya seperti istana kesultanan dan lain sejenis.
Dalam peta tokoh nasional kita ada sedikit dari mereka yang memahami benar simbol-simbol filosofi tersebut, baik dalam kesehariannya atau minimal pada momen-momen penting sebuah peristiwa. Diantara tokoh yang sedikit itu sebut saja Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, bahwa SBY termasuk Ibu Ani Yudhoyono termasuk juga anggota keluarga, sadar atau tidak, menurut dan bagi banyak pengrajin dan pedagang batik adalah salah satu trend setter batik populer yang ada dan paling laris di tanah air. Seperti halnya koleksi baju-baju batik yang kerap dikenakan oleh Agus Harimurti Yudhoyono yang ternyata oleh pengrajin, pedagang dan penggemar kerap dinamakan batik AHY (ini juga terjadi di banyak aplikasi online yang menjual aneka motif dan corak batik menyebut jenis corak batik dagangan mereka). Jadi tidaklah heran sebagaimana aku tuliskan diatas sebab memang di jaman Pak SBY lah batik diakui dan dicatatkan sebagai Warisan Budaya Bangsa Indonesia oleh UNESCO.
Berbeda dengan Pak SBY dan AHY, Parabowo Subianto juga adalah salah satu dari sedikit tokoh nasional yang sangat mencintai batik. Bahkan menjadi terlihat sangat istimewa oleh sebab PS dalam kesehariannya tidaklah mengenal banyak model dalam corak busana (sangat jarang mengenakan batik). Sehingga kapan beliau berbusana "dinas" dengan pada momentum apa beliau mengenakan busana yang berbeda, menunjukkan bahwa Prabowo ternyata sangat dan sangat kuat memegang filosofi dan makna dibalik batik yang ia kenakan. Meskipun ada modifikasi tangan-tangan terampil pengrajinnya namun pakem atau induk dari motif batik yang beliau pilih untuk dikenakan sangat relevan dan konsisten dalam menyampaikan pesan it's me nya (bahasa opo kui.....koyo tiru kae wae....ngomong jerman ra mudeng karep, metu prancis hahahahah).
Seperti foto yang aku unggah berikut, adalah momentum dimana Pak Prabowo dan Pak SBY bertemu dalam rangka membahas berbagai persoalan nasional kebangsaan kita di kediaman Pak SBY di Mega Kuningan beberapa hari yang lalu, pembicaraan ini tentunya sangatlah penting, karena materi pembicaraannya adalah tentang perihal prinsip persoalan-persoalan rakyat dan bangsa yang menjadi landasan didirikannya sebuah komitmen untuk berkoalisi menuju pemilihan presiden. Sehingga dari sini kemudian kelak secara jelas program-program dan kebijakan yang berpihak pada keutamaan kepentingan rakyat adalah diatas segalanya.
Kembali ke batik, kedua beliau terlihat keren dan gagah serta kompak menggunakan batik dengan nuansa warna yang sama, perbedaannya adalah pada corak dan makna filosofis yang menyertainya.
Karena penasaran, akhirnya aku search googling googling mister google dan ketemu juga 😆😆
Karena penasaran, akhirnya aku search googling googling mister google dan ketemu juga 😆😆
Pak SBY pada momen ini ternyata menggunakan batik dengan motif SIDOMUKTI. Penasaran dengan kandungan makna filosofi batik Sidomukti? Ternyata definisi batik Sidomukti dijabarkan dari asal katanya. Sidomukti berasal dari kata "sido" yang berarti "jadi" atau menjadi atau terus menerus, dan "mukti" yang berarti "mulia" dan sejahtera. Sehingga dapat dipahami bahwa pengertian batik Sidomukti adalah menjadi mulia dan sejahtera. Motif-motif batik berawalan "sido" mengandung harapan agar keinginan dapat segera tercapai. Batik Sidomukti mengandung harapan untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin. Kegunaan batik Sidomukti adalah dalam upacara perkawinan adat Jawa, yakni digunakan pada tahap siraman, kerikan, ijab, dan panggih. Kain batik Sidomukti juga dinamakan kain sawitan atau kain sepasang. Motif batik sidomukti mempunyai makna yang sangat filosofis. Makna tersebut menunjukkan kedalaman pemahaman terhadap unsur budaya lokal. Sampai sekarang nilai-nilai tersebut masih bertahan, sebagaimana tentunya Pak SBY memaknai pertemuan pada malam itu demikian halnya dapat dimengerti sebagaimana batik Sidomukti yang beliau kenakan. Bahwa melalui Batik Sidomukti sebagai simbol pengharapan dan doa dituangkan dalam coraknya adalah juga doa dan harapan mayoritas rakyat kebanyakan yang ada dipenjuru Nusantara.
Sebagaimana Pak SBY, Pak Prabowo pun juga pada pertemuan itu sebagai calon penganten tampil dengan busana batik yang penuh makna, untuk menunjukkan siapa beliau yang sesunguhnya, dan pada level mana kualitas dan jati diri yang melekat padanya pun dapat dilihat dari corak bati yang dikenakan yaitu corak dasar PARANG. Batik Parang adalah motif asal Jawa, dengan motif khasnya berbentuk huruf S yang menyambung dan berulang-ulang. Bentuk huruf S yang berulang tersebut memiliki alur diagonal 45°. Konon batik Parang pertama kali diciptakan oleh raja ke-3 Mataram, yaitu Raja Danang Sutawijaya. Motif Parang sendiri terinspirasi ketika Raja Sutawijaya bermeditasi, saat itu ia memperhatikan deburan ombak yang tanpa henti menabrak karang hingga berlubang-lubang. Beberapa makna yang terkandung pada batik Parang sendiri adalah kekuatan mental yang kokoh, kebijaksanaan dan keadilan, dan konsistensi dalam melakukan kebaikan dalam hidup. Khusus untuk Pak PS mengenakan batik dengan motif dasar Parang ternyata sudah menjadi kebiasaan beliau, mungkin sudah menjadi kegemaran atau bahkan lebih dalam lagi adalah pilihan jalan hidup. Ga kebayang kira-kira ada berapa banyak koleksi batik Parang dengan aneka rupa di lemari pakaian beliau?😆😆 misalo ukurane cocok nggih kulo nyuwun batik e setunggal Pak, kinten-kinten saget nopo mboten nggih!?😆😆😆😆

dan bernegara kita, aku berkeyakinan keberadaan beliau berdua adalah juga harapan, doa dan impian sebagian besar rakyat Indonesia sekarang sampai kelak kemudian nanti. AMIN.
(JS)