PENTINGNYA MENEGUHKAN KEMBALI KOMITMEN KERAKYATAN KITA YANG TERKOYAK DIBANDINGKAN BAGI-BAGI ROTI KEKUASAAN
Diawali dengan perjalanan memenuhi undangan DPP Partai
Demokrat beberapa waktu yang lalu kami bersama dengan seluruh unsur Pimpinan Partai sampai ke tingkat Kecamatan berangkat ke Jakarta guna menghadiri Rapimnas
Partai Demokrat, yang diselenggarakan di Sentul Bogor. Rapimnas ini sebagaimana
umumnya, adalah rapat yang diselenggarakan guna mengambil keputusan besar
atas situasi sosial politik yang terus berkembang dinamis di masyarakat dan
bergerak kearah yang membuat banyak pihak khawatir termasuk Partai Demokrat, yaitu arah demokrasi yang menuju pada perpecahan
bangsa. Situasi ini bila ditilik lebih dalam lagi, sudah bukan soal tentang
siapa yang kalah dan siapa yang menang tetapi lebih pada “komitmen untuk
melakukan penyelamatan bangsa dari
jurang kehancuran”.
Pada saat itu, selain memberi arahan tentang strategi
pemenangan, Ketua umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono Bersama
Komandan KOGASMA Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono menegaskan; Pertama
bahwa Partai Demokrat harus berada di garis terdepan dalam memperjuangkan
segala apa yang menjadi problem dan kesulitan masyarakat, terutamanya masyarakat
miskin dan yang termarginalkan oleh kebijakan pemerintah yang sedang berkuasa. Kedua
bahwa belajar dari pemilu sebelumnya dimana Partai Demokrat tidak mempunyai
(mengusung) calon Presiden, nyata-nyata berdampak signifikan terhadap perolehan
suara Partai secara nasional, maka diputuskan pada pemilu 2019 PD harus
mengusung calon presiden sendiri dengan membangun koalisi yang berlandaskan
pada etika politik dan program-program pro kerakyatan. Jujur, bahwa kami
sebagai kader yang berada pada level paling bawah kepemimpinan partai ini
merasa terhormat dan bangga karena dilibatkan secara langsung dalam merancang,
menggagas dan memikirkan bagaimana kemudian bangsa ini diperjuangkan, dibangun
secara benar dan konstitusional, bagaimana kemudian sepulang dari Rapimnas kami harus allout berjuang mempersiapkan segalanya tanpa mengenal kata
menyerah.
Pada saat Rapimnas memang yang menjadi bintang dari
perhelatan ini adalah AHY selaku Komandan KOGASMA dan JOKOWI sebagai Undangan
VVIP dalam kapasitas Presiden. Dalam beberapa momen panggung keduanya beliau
jelas terlihat saling melempar signal yang positif, dan sebagai sesama tokoh
politik pada skala nasional ini tentunya pertanda baik, meskipun jujur saja hal
tersebut sempat juga membuat khawatir sebagian rekan sesama kader, bahkan
beberapa diantaranya dengan tegas menunjukkan sikap, protes keras dengan cara
mereka masing-masing, disitulah terlihat betapa kuat figur kepemimpinan Ketua
Umum menakhodai partai ini, sebab hal yang demikian itu tidak lantas kemudian
membuat perahu ini retak apalagi terbelah.
Pada tanggal 11 Maret 2018 ada kejutan yang luar biasa
diarena Rapimnas, dimana pada acara penutupan, AHY selaku Komandan KOGASMA menyampaikan
pidato politiknya dengan Thema “DEMOKRAT S14P!”. Menyimak seluruh apa yang
disampaikan oleh beliau secara runtut dan gamblang menujukkan bahwa tidak salah
AHY adalah asset sekaligus kader terbaik yang dimiliki oleh partai ini, disaat
ini dan kelak nanti, pantas rasanya bila aku katakan bahwa masa depan gemilang
partai ini kelak kemudian ada di pundak beliau dengan mentor politik terbaik
yaitu Ketua Umum SBY. Dalam pidatonya yang disampaikan tanpa teks tersebut
dengan tulus terlihat AHY memberikan apresiasi yang tinggi kepada pemerintah
atas capaian yang sudah diraih, selain mengkritisi secara terukur atas apa saja
yang menurut Demokrat dan AHY masih kurang.
Pasca Rapimnas Partai Demokrat pada saat diselenggarakannya
Rakerda DPD PD DKI Jakarta AHY kembali menyampaikan pidato politiknya secara
terbuka, dimana sebelumnya pidato ini tertunda oleh karena peristiwa bom di
kota Surabaya. Menyimak secara utuh pidato yang disampaikan menunjukkan
konsistensi dan posisi politik Demokrat dan AHY yang berada diluar pemerintahan
sebagai kekuatan politik penyeimbang. Pada kesempatan ini pula AHY mengkritisi
secara khusus tentang realisasi program pemerintahan Jokowi yakni revolusi
mental, program yang nyata-nyata tidak berjalan sebagaimana semula
digadang-gadang dan diharapkan serta dinanti oleh semua pihak dan elemen
bangsa. Kritik yang disampaikan ini tentunya membuat kekuatan politik lain
diseberang menjadi meradang, tetapi sepertinya hal tersebut tidak merubah
sedikitpun niatan dan komitmen Demokrat untuk terus secara konsisten bersama
rakyat yang kian tak berdaya oleh karena kebijakan yang tidak berpihak.
Medio, 24 Juli 2018, bertempat di Kediaman Pribadi SBY di
Mega Kuningan, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto melakukan kunjungan.
Sejalan meningkatnya eskalasi menuju Pilpres 2019, kunjungan ini tentunya
bukanlah kunjungan biasa. Kunjungan ini juga membuat seantero negeri berdebar
menunggu hasil apa yang akan disampaikan oleh kedua Pimpinan partai besar
tersebut. Seusai melakukan pertemuan tertutup SBY dan PS menyampaikan bahwa
Keduanya Beliau telah menyepakati kesamaan visi dan misi sebagai dasar untuk
membangun koalisi dalam Pilpres 2019. Meskipun disaat sesi tanya-jawab, menjawab
pertanyaan wartawan PS sempat mengatakan “why not”, tetapi kemudian SBY
menegaskan bahwa pertemuan ini diadakan tidak untuk membahas nama calon wakil
presiden bagi PS. Artinya bahwa kedua tokoh bangsa ini bertemu tidak karena
telah mengantongi nama siapapun sebagai cawapres, tetapi tiada lain selain
daripada “bermufakat tentang cara terbaik menyelamatkan rakyat dan bangsa dari
jurang kemunduran demokrasi dan bergerak menuju kehidupan yang lebih baik
dengan tetap mengedepankan politik yang beretika tanpa issue SARA”. Hanya itu
kah? Tentu ini pertanyaan yang wajar, terlebih oleh para penyembah “liberalisme.”
Apakah benar SBY tidak menyodor-nyodorkan putranya? Sebenarnya adalah hak
mereka untuk bertanya dan curiga, tetapi menjadi aneh ketika melalui banyak
media mereka lantas bernyanyi nyinyir berusaha kuat menyerang SBY, seoalah-olah
apa yang disampaikan oleh SBY tidaklah benar adanya. Mereka para nyinyirin
mania seolah meragukan Komitmen Kebangsaan yang dimiliki oleh SBY dan PS.
Bahkan lebih prihatinnya lagi terlihat ada upaya yang jahat untuk menyerang SBY
dan Demokrat dengan menyebar mimpi dan issue menggunakan narasi politik
dinasti.
Medio, 25 Juli 2018, masih dari Mega Kuningan sehari setelah
kedatangan PS, SBY kembali didatangi oleh tokoh penting nasional yaitu Zulkifli
Hasan, Ketua umum Partai Amanat Nasional, setelah melakukan pembicaraan empat
mata selama beberapa saat keduanya beliau keluar ruangan memberikan keterangan
didepan media, Zulkifli Hasan sama halnya dengan Prabowo mengatakan
bahwa pertemuan tersebut lebih bicara tentang situasi nasional sebagai landasan
dibangunnya sebuah koalisi, dan kedua tokoh tersebut sepakat serta sependapat
bahwa situasi saat ini harus diperbaiki bersama, "Saya garis bawahi betul
pernyataan pak SBY tadi memang kami tidak bicara capres-cawapres. Yang kedua
kami membahas situasi kekinian mengenai NKRI tercinta," artinya bahwa
lagi-lagi kaum dan generasi nyinyir harus kecewa bahkan lebih besar lagi. Terlebih setelah Ketum PAN
mohon diri, pada kesempatan yang sama SBY memberikan keterangan pada media,
menjawab hal yang sebelumnya menurut beliau tidak mungkin disampaikan karena
dipandang kurang tepat, sebab ada pihak
lain diantaranya calon Presiden dan Ketum Partai PAN. Sungguh semua apa yang
disampaikan oleh SBY pada kesempatan ini membuat kami menjadi semakin “GILA”
mencintai beliau dan partai ini, sebab disaat-saat genting seperti sekarang
beliau mampu menempatkan diri dan partai ini dibawah kepentingan Bangsa dan
Negara yang pernah beliau pimpin dengan gemilang. SBY dengan gamblang dan tegas
menjawab semua tanya yang diajukan oleh media, yang diantaranya mempertegas
bahwa sebagai tokoh politik adalah pantang dan bukan watak beliau SBY untuk
menyodor-nyodorkan putranya yang notabena saat ini adalah salah satu kader
terbaik yang dimiliki oleh Demokrat.
Medio, 30 Juli 2018, SBY melakukan kunjungan balasan ke
kediaman Prabowo Subianto. Pada kesempatan ini setelah melakukan pertemuan
empat mata keduanya hadir dihadapan media menyampaikan pernyataannya bahwa pada intinya PS dan SBY telah sama bersepakat untuk berkoalisi pada Pilpres 2019,
ini tentu bisa tercapai atas kerja keras tim kecil yang ada dibelakang beliau
berdua, dan yang perlu dicatat bahwa kerja keras tim ini telah memberikan gambaran
yang dapat di simpulkan oleh publik dari keterangan yang disampaikan oleh
masing-masing KETUM Partai ini, bahwa sesunguhnya mereka semua sejatinya adalah
pemenang sebelum pertandingan dimulai. Ini kami nyatakan karena dari
statemennya SBY dan PS sama sekali tidak menyinggung tentang nama cawapres
sebagaimana dipikirkan oleh lawan politik dan kaum nyinyirin. Justru yang kembali hangat menyirami semangat
mereka adalah komitmen untuk memperjuangkan sekitar 100 juta rakyat miskin yang akan di
komandani oleh Prabowo yang diawali sebagai calon presiden. Artinya bahwa SBY,
PS dan semua tim telah berhasil melepaskan diri dari kepentingan sempit
masing-masing kelompok dan pribadi. "Mengenai calon wakil presiden, Pak
SBY juga ingin menegaskan kembali, sekali lagi bahwa Presiden SBY tidak
menuntut atas nama Partai Demokrat satu nama tertentu. Sama sekali beliau
menyampaikan, menyerahkan kepada saya jika saya menjadi calon presiden dari
koalisi ini," kata Prabowo. Lebih lanjut PS mengatakan, pernyataan SBY itu
sebuah kehormatan. Tentang nama cawapres yang akan diusung koalisi ini,
nantinya akan dilakukan pertemuan-pertemuan intensif ke depan. "Apa pun
nanti yang menjadi landasan perjuangan kita, beliau (SBY) tekankan harus mengutamakan
kepentingan rakyat," pungkasnya. Dengan demikian Sah Partai Demokrat
berkoalisi dengan Gerindra.
Medio, 30 Juli 2018, SBY hari ini melanjutkan langkah dan silaturahmi dengan seluruh jajaran Pimpinan PKS, dari keterangannya jelas
bahwa SBY tetap mengedepankan moral politik yang baik bagi kemajuan demokrasi
di negri ini, secara terang benderang SBY
mengatakan bahwa mereka lebih mengedepankan kesamaan platform perjuangan dalam
koalisi dan intinya bahwa PKS sependapat tetap berada dalam koalisi yang
sebelumnya telah dibangun bersama Gerindra. Meskipun dalam keterangannya PKS
masih “mengutarakan” dalam pesan pendek yang beliau Presiden PKS Sohibul Iman sampaikan
tentang hasil ijtimak Ulama, dan itu disikapi secara arif dan bijak oleh SBY
bahkan dalam kesempatan tersebut SBY juga
meluruskan persepsi masyarakat mengenai ideologi PKS. SBY menjelaskan PKS
adalah partai berbasis Islam yang demokratis. "Banyak yang salah persepsi
tentang PKS. PKS ini partai Islam, tapi amanah menghormati demokrasi kompatibel
dengan sistem yang berlaku di negeri tercinta ini dan oleh karena itulah kami
dulu bersama-sama kami juga tidak menginginkan adanya tindakan-tindakan yang
radikal dari siapa pun dari kelompok mana pun," ujar SBY. Dalam kesempatan
ini, SBY menyinggung soal cawapres bagi Prabowo Subianto. SBY berharap Prabowo
bijak dalam memilih cawapres. "Saya yakin Pak Prabowo dengan kearifan
dengan wisdom-wisdom, dengan pertimbangan yang bijaksana akan memilih yang
paling tepat mendampingi, karena menurut kita bukan hanya harus menang dalam
pilpres, tapi kalau terpilih amanah dia mampu memimpin dan Indonesia menjadi
lebih baik 5 tahun mendatang," pungkasnya. Lagi-lagi kaum nyinyir
harus menanggung kecewa karena SBY sama sekali tidak menyinggung tentang peluang
kadernya untuk menjadi wakil presiden PS yang akan disung oleh koalisi.
Intinya yang ingiin kami sampaikan bahwa dari seluruh proses, dinamika dan dialektika
politik yang diperankan oleh SBY dan Demokrat terbukti semuanya tetap mengedepankan
kepentingan Rakyat dan Bangsa diatas kepentingan kelompok dan golongan. SBY
telah menyelesaikan apa yang menjadi kewajibannya sebagai Ketua Umum Partai secara
terhormat dan bermartabat, SBY secara elegant telah menujukkan kelas
kepemimpinan beliau sebagai kingmaker yang dimiliki oleh bangsa ini, dengan mengambil tugas sebagai jarum yang selalu menyatukan, SBY dan
Demokrat telah berhasil keluar sebagai pemenang sebelum pertandingan dimulai. Adapun
tentang kader terbaik yang dimiliki oleh Demokrat biarlah publik dan tokoh-tokoh
koalisi yang menilai dan menimbangnya kemudian secara arif dan bijak untuk
kepentingan rakyat dan bangsa.
Selebihnya setelah malam ini Partai Demokrat
dengan seluruh jajaran dan kader dapat fokus pada strategi pemengangan dengan
mempersiapkan seluruh stekholder untuk "Ayo Bung Merebut Kembali”.
DEMOKRAT S14P!!