Showing posts with label pemimpin. Show all posts
Showing posts with label pemimpin. Show all posts

Monday, May 6, 2019

Pemimpin Dan Pemilih Adalah Ujian



Sembrono
Sesungguhnya setiap pemimpin yang terpilih dan lahir adalah ujian bagi pemilihnya, kenapa demikian? Karena lahirnya seorang pemimpin adalah akibat sebuah proses panjang, yang didalamnya melibatkan banyak hal dan banyak pihak, serta banyak modal, mulai dari modal abab sampai dengan modal yang paling bernilai yaitu harga diri. Sadar atau tidak, bahwa pemilih adalah salah satu pihak yang ikut andil urun dalam permodalan ini bahkan kadang pemilih adalah modal itu sendiri.

Pemimpin adalah ujian, karena setelah dia terpilih dengan semua latar belakang sebagaimana diatas, maka sejak keterpilihannya dipundaknyalah seluruh harapan dari masyarakat (pemilih maupun yang tidak ikut memilih) diletakkan, harapan akan segala hal yang lebih baik dengan jangkauan waktu yang relative singkat, semua harus berubah (termasuk kesejahteraan orang per orang yang mendukungnyapun haruslah berubah, yang dahulu kemana-mana hanya jual omongan dan bawa kertas beberapa lembar yang isinya adalah itung-itungan yang tidak matematis namun terlihat matematis, yang penting mempunyai nilai ekonomis, buat nyambung  hidup, kini banyak diantaranya kamana-mana sudah bawa daftar proyek yang sudah disahkan maupun dalam proses usulan, dan meningkatlah mereka kini menjadi pialang, yang intinya kemana-mana yang dibicarakan hanyalah prosentase. Ini bisa jadi adalah sebagai rentetan ketidak puasan akan berbagai macam hal dalam kehidupan bernegara, berbangsa dan ber pemerintah daerah. Mulai dari masalah layanan public, pendidikan, kesehatan, sarana-prasarana, pertanian, angkatan kerja dan lapangannya, ekonomi, sosial, budaya, KKN bagi orang/pihak/kelompok/ golongan yang merasa sudah ikut andil dalam sebuah proses pemenangan.

Sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya undang-undang yang mengatur tentang pemilihan kepala daerah misalnya; bahwa orang yang berdiri sebagai pihak lawan pun itu, adalah bagian dari kelompok yang ikut membantu memenangkan pihak yang terpilih (kecuali pasca penetapan calon tunggal oleh Mahkamah Konstitusi), sehingga begitu besar ekspektasi harapan akan sebuah keadaan, kehidupan dan peruntungan yang lebih baik, bagi semua pihak yang terlibat dalam sebuah proses demokrasi yang dipandegani oleh pemimpin yang lahir (terpilih).

Atas dasar itu semuanya saja, harus benar-benar sadar bahwa lahirnya seorang pemimpin adalah ujian bagi semua, jabatan adalah ujian khususnya bagi yang memikulnya. Walaupun kadang bagi satu dua orang diantaranya bahwa jabatan itu adalah kehormatan dengan segala nikmatnya, hal tersebut hanyalah sebagain kecil yang jumlahnya tak seberapa, akan tetapi yang lebih banyak dan mayoritas adalah bahwa jabatan adalah ujian. Baik bagi yang menjabat demikian juga bagi  yang memilih dan termasuk bagi yang tidak memilih, dengan kata lain mayoritas masyarakat pada umumnya.

Dengan sederhana dapat juga dikatakan bahwa semakin tidak tau dirinya seorang pemimpin, maka semakin besarlah cobaan dan godaan buat yang dipimpin.
Sebagai bagian dari masyarakat; harus disadari bahwa saat-saat kita menentukan pilihan sebelum dianya terpilih sesungguhnya adalah saat-saat yang sangat krusial dan genting, karena apapun hasil atas sebuah pilihan semuanya mengandung resiko dengan segala kemungkinan, sehingga langsung maupun tidak kita adalah orang pertama kali yang harus bertanggungjawab atas segala apa yang kelak dan kemudian akan terjadi dalam proses berjalannya kepemimpinan tersebut; akankah kepemimpinan itu akan berjalan sebagaimana yang dijanjikan, akankah kepemimpinan tersebut akan bermanfaat sebagaimana yang ideal, akankah kepemimpinan tersebut akan bermanfaat sebagaimana kehendak dari mayoritas kita,  ataukah sebaliknya dan sebaliknya dengan alasan apapun itu bahwa kita adalah pihak yang seharusnya bertanggungjawab. Terlebih lagi bilamana jalannya kepemimpinan itu ternyata diluar daripada sebagaimana yang diharapkan (diluar dari segala hal yang dulunya muluk-muluk dan empuk-empuk), maka sebagai orang yang ber iman bisa dipastikan bahwa kepemimpinan sang pemimpin benar-benar menjadi ujian bagi kita untuk tidak menjadi orang yang berdosa. Karenanya setiap kepemimpinan wajib untuk kita kawal dengan sebaik mungkin, memastikan bahwa sang pemimpin jalannya tidak menceng jauh-jauh dari sebagaimana yang dijanjikan dan menjadi harapan masyarakat luas, dan bila ternyata pada akhirnya kita harus kecewa karena beberapa hal atau bahkan mungkin banyak hal, maka untuk tidak menjadi orang yang berdosa atau gemar menabung dosa, kita harus nyetok sabar dan ikhlas sebanyak-banyaknya. Disisi lain tidak menutup mata bahwa masih ada juga yang berpendapat “kini tugas menghantar saudara telah purna dan saatnya kami kembali pada keadaan semula untuk menjadi bukan siapa-siapa selain pihak yang berseberangan dengan saudara dalam rangka membela kepentingan rakyat,” yang disampaikan ini benar dan sangat ideal tetapi pada tataran implementasi hampir seluruhnya jargon demikian adalah “Nol BESAR” Karena justru orang yang demikian adalah orang yang paling mudah untuk di “rembuk” oleh pemimpin dan kekuasaan. Dengan demikian maka sabar untuk tidak berkata melebihi dari yang sewajarnya, termasuk tidak menyerang siapapun terutama pemimpin yang tadinya sangat kita idolakan, ikhklas karena kita adalah bagian penting yang terlibat didalamnya. Karenanya penting untuk kita renungkan berikut ini bahwa;
“memilih pemimpin dengan cara yang baik dan benar sama pentingnya dengan menjadi pemimpin yang baik dan benar”
Selamat Beraktifitas dan Sukses Buat Sahabat Semua
Salam.

22/2/2016

Thursday, July 26, 2018

CALON PRESIDEN DARI SISI YANG LAIN

Jauh sebelum hari ini, masyarakat dahulu hidup bersahaja dan penuh makna ditengah berbagai peristiwa dan simbol. Simbol-simbol itu merupakan perlambang atas berbagai hal menyangkut hidup dan kehidupan, menyatu erat dalam semangat orang yang mampu serta mengerti akan makna filosofi. Sejalan dengan budaya yang luhur dan luhung, hal ini terus berlangsung hingga sekarang terutama di daerah-daerah yang memang peninggalan sejarah budayanya masih terpelihara baik dengan keberadaan langgengnya simbol pusat kekuasaan budaya seperti istana kesultanan dan lain sejenis.

Dalam peta tokoh nasional kita ada sedikit dari mereka yang memahami benar simbol-simbol filosofi tersebut, baik dalam kesehariannya atau minimal pada momen-momen penting sebuah peristiwa. Diantara tokoh yang sedikit itu sebut saja Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, bahwa SBY termasuk Ibu Ani Yudhoyono termasuk juga anggota keluarga, sadar atau tidak, menurut dan bagi banyak pengrajin dan pedagang batik adalah salah satu trend setter batik populer yang ada dan paling laris di tanah air. Seperti halnya koleksi baju-baju batik yang kerap dikenakan oleh Agus Harimurti Yudhoyono yang ternyata oleh pengrajin, pedagang dan penggemar kerap dinamakan batik AHY (ini juga terjadi di banyak aplikasi online yang menjual aneka motif dan corak batik menyebut jenis corak batik dagangan mereka). Jadi tidaklah heran sebagaimana aku tuliskan diatas sebab memang di jaman Pak SBY lah batik diakui dan dicatatkan sebagai Warisan Budaya Bangsa Indonesia oleh UNESCO. 

Berbeda dengan Pak SBY dan AHY, Parabowo Subianto juga adalah salah satu dari sedikit tokoh nasional yang sangat mencintai batik. Bahkan menjadi terlihat sangat istimewa oleh sebab PS dalam kesehariannya tidaklah mengenal banyak model dalam corak busana (sangat jarang mengenakan batik). Sehingga kapan beliau berbusana "dinas" dengan pada momentum apa beliau mengenakan busana yang berbeda, menunjukkan bahwa Prabowo ternyata sangat dan sangat kuat memegang filosofi dan makna dibalik batik yang ia kenakan. Meskipun ada modifikasi tangan-tangan terampil pengrajinnya namun pakem atau induk dari motif batik yang beliau pilih untuk dikenakan sangat relevan dan konsisten dalam menyampaikan pesan it's me nya (bahasa opo kui.....koyo tiru kae wae....ngomong jerman ra mudeng karep, metu prancis hahahahah). 

Seperti foto yang aku unggah berikut, adalah momentum dimana Pak Prabowo dan Pak SBY bertemu dalam rangka membahas berbagai persoalan nasional kebangsaan kita di kediaman Pak SBY di Mega Kuningan beberapa hari yang lalu, pembicaraan ini tentunya sangatlah penting, karena materi pembicaraannya adalah tentang perihal prinsip persoalan-persoalan rakyat dan bangsa yang menjadi landasan didirikannya sebuah komitmen untuk berkoalisi menuju pemilihan presiden. Sehingga dari sini kemudian kelak secara jelas program-program dan kebijakan yang berpihak pada keutamaan kepentingan rakyat adalah diatas segalanya.
Kembali ke batik, kedua beliau terlihat keren dan gagah serta kompak menggunakan batik dengan nuansa warna yang sama, perbedaannya adalah pada corak dan makna filosofis yang menyertainya.
Karena penasaran, akhirnya aku search googling googling mister google dan ketemu juga 😆😆

Pak SBY pada momen ini ternyata menggunakan batik dengan motif SIDOMUKTI. Penasaran dengan kandungan makna filosofi batik Sidomukti? Ternyata definisi batik Sidomukti dijabarkan dari asal katanya. Sidomukti berasal dari kata "sido" yang berarti "jadi" atau menjadi atau terus menerus, dan "mukti" yang berarti "mulia" dan sejahtera. Sehingga dapat dipahami bahwa pengertian batik Sidomukti adalah menjadi mulia dan sejahtera. Motif-motif batik berawalan "sido" mengandung harapan agar keinginan dapat segera tercapai. Batik Sidomukti mengandung harapan untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin. Kegunaan batik Sidomukti adalah dalam upacara perkawinan adat Jawa, yakni digunakan pada tahap siraman, kerikan, ijab, dan panggih. Kain batik Sidomukti juga dinamakan kain sawitan atau kain sepasang. Motif batik sidomukti mempunyai makna yang sangat filosofis. Makna tersebut menunjukkan kedalaman pemahaman terhadap unsur budaya lokal. Sampai sekarang nilai-nilai tersebut masih bertahan, sebagaimana tentunya Pak SBY memaknai pertemuan pada malam itu demikian halnya dapat dimengerti sebagaimana batik Sidomukti yang beliau kenakan. Bahwa melalui Batik Sidomukti sebagai simbol pengharapan dan doa dituangkan dalam coraknya adalah juga doa dan harapan mayoritas rakyat kebanyakan yang ada dipenjuru Nusantara.

Sebagaimana Pak SBY, Pak Prabowo pun juga pada pertemuan itu sebagai calon penganten tampil dengan busana batik yang penuh makna, untuk menunjukkan siapa beliau yang sesunguhnya, dan pada level mana kualitas dan jati diri yang melekat padanya pun dapat dilihat dari corak bati yang dikenakan yaitu corak dasar PARANG. Batik Parang adalah motif asal Jawa, dengan motif khasnya berbentuk huruf S yang menyambung dan berulang-ulang. Bentuk huruf S yang berulang tersebut memiliki alur diagonal 45°. Konon batik Parang pertama kali diciptakan oleh raja ke-3 Mataram, yaitu Raja Danang Sutawijaya. Motif Parang sendiri terinspirasi ketika Raja Sutawijaya bermeditasi, saat itu ia memperhatikan deburan ombak yang tanpa henti menabrak karang hingga berlubang-lubang. Beberapa makna yang terkandung pada batik Parang sendiri adalah kekuatan mental yang kokoh, kebijaksanaan dan keadilan, dan konsistensi dalam melakukan kebaikan dalam hidup. Khusus untuk Pak PS mengenakan batik dengan motif dasar Parang ternyata sudah menjadi kebiasaan beliau, mungkin sudah menjadi kegemaran atau bahkan lebih dalam lagi adalah pilihan jalan hidup. Ga kebayang kira-kira ada berapa banyak koleksi batik Parang dengan aneka rupa di lemari pakaian beliau?😆😆 misalo ukurane cocok nggih kulo nyuwun batik e setunggal Pak, kinten-kinten saget nopo mboten nggih!?😆😆😆😆






Akhirnya dari penampilan kedua beliau, tokoh nasional pencinta batik yang konsisten menyampaikan pesan moral, melalui makna-makna filosofis busana batik yang mereka kenakan, sesunguhnya berisikan doa, harapan dan impian mulia yang menjadi tujuan berbangsa
dan bernegara kita, aku berkeyakinan keberadaan beliau berdua adalah juga harapan, doa dan impian sebagian besar rakyat Indonesia sekarang sampai kelak kemudian nanti. AMIN.
 
(JS)

Thursday, March 10, 2016

Among Tani Sebagai Kesatuan Hati dan Integritas

Siang itu mobil bututku meluncur santai dikemacetan Kota Malang menuju kearah utara, aku hendak menghabiskan waktu dengan menghirup udara segar di Kota Batu. Meskipun jam sudah menjelang pukul 12.00, tetapi karena masih dimusim  hujan cuacanya tetap sejuk dan tidak terlalu panas. Sengaja aku tidak menggunakan AC dengan membuka jendela mobil, aku menyulut 234 sahabat setia kegemaranku. Jalanan ramai lancar, baik yang menuju kearah Kota Batu dan sebaliknya. Memasuki wilayah Kota Batu aku tolah-toleh kesana kemari, mobilku melaju perlahan, sambil nyetir aku coba amati, bahwa ternyata kota ini sudah banyak berubah, kemajuan perekonomian dan pembangunan seiring-sejalan, jelas tampak disisi kiri dan kanan jalan menuju ke arah kota. Demikian halnya warung, rumah makan, restauran coffe shop, pusat oleh-oleh (tidak ada yang cabang oleh-oleh) banyak berdiri tumbuh bagaikan jamur dimusim hujan. Padahal seingatku bahwa di malam tahun 2016 yang lalu adalah saat terakhir aku mengunjungi kota ini bersama keluarga situasinya masih belum begini amat (mungkin karena waktu itu malam hari).

Memang perkembangan kota batu sebagai salah satu destinasi wisata terpopuler di Jawa Timur adalah berkah bagi sebagian besar wilayah Malang Raya, ini bisa dilihat di Kota Malang saja, bahwa petumbuhan hotel dan home stay di Kota Malang kini sungguh sangat luar biasa, banyak hotel baru dan home stay menjadi salah satu usaha rumahan yang bagus untuk saat ini, dan sekarang ini masih banyak lagi yang sedang dalam proses pembangunan, denger-denger katanya masih banyak investor dibidang perhotelan yang mencari lokasi strategis untuk didirikan hotel lagi, hmmmmm berkat Kota Batu wajah Malang Raya kini sebagian besar banyak berubah, dan sejalan itu Pemerintah Daerah-nyapun terus berbenah seakan tak mau kehilangan momentum untuk melakukan yang terbaik di eranya masing-masing, kecuali pemerintah daerah Kabupaten Malang, yang meskipun pemerintahnya mendapatkan banyak ragam sertifikat dan predikat akan tetapi pembangunan ekonomi, sosial dan kemasyarakatannya masih sangat jauh tertinggal, ini terbaca dari masih tingginya angka pengiriman tenaga kerja keluar negeri, tingginya angka perceraian dan masih banyaknya anak usia sekolah yang tidak dapat melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, terutama karena hambatan perekonomian (bahkan ada kecamatan yang tidak mempunyai sekolah tingkat SLTA, yang kadang kalupun ada itu adalah sekolah swasta dibawah lembaga dan yayasan yang keuangannya lebih sering kembang kempis kayak jantungku dibandingkan jantung para pejabatnya mungkin heheheh), serta sedikitnya lapangan kerja bagi angkatan kerja yang kian hari terus bertambah. Disi lain dikenal bahwa wilayah Kabupaten Malang adalah yang terluas diseluruh Jawa Timur dan memiliki potensi wisata yang sangat besar dan luar biasa, khususnya wisata bahari dengan pantai yang indah sepanjang pesisir yang berhadapan langsung dengan pantai selatan Pulau Jawa. Interkoneksi dari satu obyek wisata ke obyek wisata yang lain sangatlah memprihatinkan, jalan makadam, bahkan ada yang sama sekali tidak ada jalan selain jalan tanah tak berbatu, yang lebih membuat prihatin adalah masih banyaknya desa dan kampung sepanjang pesisir pantai yang belum tersentuh pembangunan dan kemajuan (jikapun sedikit ada kemajuan yang baik itu semata-mata karena pembangunan yang digagas oleh Pemprov Jatim yakni Jalan Lintas Selatan, yang membentang dari Kabupaten Blitar sampai ke Kabupaten Banyuwangi, yang pembangunannya masih terus berlangsung secara bertahap), perkampungan miskin yang gelap dan jauh dari teknologi. Belum lagi dengan sangat minimnya ketersediaan fasilitas wisata, sebagaimana layaknya obyek wisata yang banyak dikunjungi wisatawan (masa ada pantai yang banyak pengunjungnya namun tidak mempunyai toilet dan kamar ganti), jadi jelas terlihat bahwa pemerintahan dikawasan ini sepertinya gagal menggaet investor masuk melakukan investasi  untuk dapat bersama-sama dengan seluruh elemen yang ada membangun kawasan yang begitu luas nan indah itu, yang tujuan utamanya adalah untuk kesejahteraan masyarakat Kabupaten Malang.


Kembali dengan perjalananku; di Kota Batu aku berhenti dijalan utama menuju ke balai kota, disalah satu warung pecel yang dahulu menjadi langgananku, selesai menikmati sepiring makan siang, aku meneruskan perjalan terus naik kearah Balai Kota Batu, dan ketika sudah melewati Hotel Kartika Wijaya Batu betapa aku terpana. Untuk menjawab rasa penasaranku aku bergegas mencari tempat parkir, sterusnya menelusuri trotoar dan menemukan tempat duduk yang adem. Dihadapanku diseberang jalan, tanah luas yang dahulu tempat berdiri kokoh konstruksi hotel yang gagal dibangun akibat krismon pada tahun  1998-1999, kini dilokasi yang sama berdiri bangunan megah, bangunan ini tak lain adalah Kantor Walikota Batu yang diberi nama “Pendopo Among Tani” demikian tertulis disana. Membaca papan nama gedung ini membuat aku tersenyum, karena Kota Batu kini memang sudah sangat jauh berbeda dengan dahulu. Pemkot Batu dibawah Pimpinan Eddy Rumpoko sebagai Walikota kini benar-benar terlihat bersinar dan kinclong dalam segala aspek kehidupannya. Baik itu kehidupan ekonomi, sosial, budaya, agama, pendidikan, kehidupan politik  dan demokrasinya dan seterusnya, kemajuan disegala aspek inilah yang membuat setiap orang yang hidup dan berada di kota ini terlihat sehat dan selalu menyapa ramah kepada siapa saja.

Keberadaan Pendopo Among Tani ini sepertinya sebuah monumen yang meneguhkan integritas serta komitmen yang dimiliki oleh sang Walikota dan masyarakatnya, meneguhkan keberadaan Kota Batu sebagai sebuah kota kecil dengan masyarakat tani yang hidupnya kini lebih bersinar yang telah berhasil juga “berprestasi” dalam segala aspek kehidupannya. Keberadaan gedung pemerintahan ini terlihat digagas sedemikian rupa untuk benar-benar bisa dimiliki oleh rakyat mBatu, tanpa pagar dan sekat yang cenderung melambangkan keangkuhan kekuasaan, taman yang luas ditata indah, tempat bermain yang indah dan sehat bagi anak-anak, ditambah dengan Masjid yang sangat representatif untuk dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat dan wisatawan yang berkunjung ke Kota Wisata Batu untuk menunaikan segala urusannya masing-masing dengan Allah. Kesemuanya itu menyadarkanku bahwa 8 tahun Kota Batu bekerja keras siang dan malam, bahu membahu dibawah kepemimpinan Eddy Rumpoko,  dengan PAD dan APBD yang pas-pasan kini telah membuahkan hasil yang nyata. Menghadirkan mimpi dan harapan senyata-nyatanya dalam keseharian rakyat Batu. Konon  berdirinya Pendopo ini adalah murni dibiayai oleh APBD Kota Batu selama hampir 5 tahun anggaran,  sampai saat ini tidak ada sedikitpun bantuan dari APBD Prov. Jatim dan APBN yang masuk dan menempel dibagian manapun di gedung ini. Artinya bahwa gedung ini bisa berdiri megah sekali lagi adalah karena dan merupakan wujud nyata dari kristalisasi keringat seluruh rakyat mBatu.
Sehingga tidak berlebihan jika oleh Walikota nya, wong mBatu kini diberikan penghargaan sekaligus kehormatan dengan memberi nama Pendopo Among Tani itu tadi. Demikian kira-kira imajinasiku membawaku ngelantur terkait lahir dan diberinya gedung ini nama Pendopo Among Tani, yah mudah-mudahan suatu saat aku berkesempatan untuk mengkonformasikannya kepada Beliau Pak Wali. Tak terasa ketertegunanku disapa oleh angin senja yang dingin, segera aku beranjak menuju kearah payung untuk menikmati secangkir kopi dan jagung bakar rasa nano-nano sambil menikmati kota yang terus bersolek menuju Kota Wisata Batu sebagai destinasi wisata kelas dunia.

Upsss...ada yang lupa, menatap gedung ini dan gedung-gedung pemerintahan di Kota Batu pada umumnya, jangan harap sahabat bisa menemukan warna yang mencerminkan sikap dan pandangan politik Sang Walikota, anda akan kecewa karena tak akan pernah menemukannya; dalam banyanganku seakan Beliau berkata gedung ini dan diriku sepenuhnya milik wong mBatu.





Salam

Wednesday, February 10, 2016

Bersatulah Pelacur-Pelacur Kota Jakarta

Ditengah maraknya praktik sebagaimana judul diatas, membaca puisi WS. Rendra ini serasa selalu seger, patriotik dan apa adanya sebagaimana realitas, kata pepatah "iki jaman edan lek ora edan ora kuman" adalah benar adanya, revolusi mental rasanya belum sampai pada merevolusi sistem "pelacuran" ibu kota sebagai pintu gerbang Indonesia, banyak cara orang melacurkan diri, dan banyak hal yang bisa dilacurkan memang sepanjang diinginkan, mulai dari harkat, martabat, harga diri, jual diri dan seterusnya....bagi yang belum pernah moggo disimak, menurut pengunggahnya bahwa suara yang ada adalah asli yang direkam dari pita casette, tetapi sayang tidak ada informasi lebih lanjut tentang itu, bagi yang sudah pernah monggo dipastikan kembali kata-demi kata, bait demi bait.....bahwa benar pelacuran itu sedang melanda kita semua......sekali lagi karena memang demikianlah kita, yang terkadang dalam banyak kesempatan jangankan lawan bahkan teman pun kita "makan" jangankan yang halal bahkan yang haram pun "terpaksa" kita embat, demi apa..? demi kita...? dan puisi yang lahir dari jiwa penciptanya adalah suara bumi....demikian kata mereka......


Pelacur-pelacur Kota Jakarta
Dari kelas tinggi dan kelas rendah
diganyang
Telah haru-biru
Mereka kecut
Keder
Terhina dan tersipu-sipu
Sesalkan mana yang mesti kau sesalkan
Tapi jangan kau lewat putus asa
Dan kaurelakan dirimu dibikin korban

Wahai pelacur-pelacur kota Jakarta
Sekarang bangkitlah
Sanggul kembali rambutmu
Karena setelah menyesal
Datanglah kini giliranmu
Bukan untuk membela diri melulu
Tapi untuk lancarkan serangan
Karena
Sesalkan mana yang mesti kau sesalkan
Tapi jangan kaurela dibikin korban

Tuesday, January 5, 2016

(late pos) TUHANku TUHAN PALSU

November 2011
Selama ini aku begitu taat dan patuh terhadap apa yang disampaikan oleh pemimpinku , dia bilang padaku bahwa apapun yang aku lakukan selalu dalam pengawasan sang TUHAN, aku begitu patuh padanya, aku begitu rajin menjalankan ibadahku demi menyembah TUHANku hingga pada suatu ketika aku tersadar bahwa TUHAN yang kusembah adalah TUHAN PALSU!
Aku selalu menuruti apapun yang diucapkan oleh pemimpinku dia bercerita tentang pengetahuannya tentang TUHAN kami, hingga berhasil membuatku berimajinasi tentang TUHAN, ternyata selama ini aku hanya menyembah imajinasiku saja bahkan lebih dari itu aku menyembah imajinasi pemimpinku tentang TUHAN, semenjak saat itu aku mulai mencari dimana TUHANku, maka aku pun berlari mencari pemimpinku yang baru, namun kudapati hal serupa dimana sang pemimpin hanya mampu menjelaskan TUHAN imajinasi yang masih jauh dari realita TUHAN itu sendiri. Namun aku heran, sungguh sangat heran ketika si pemimpin memiliki begitu banyak pengikut yang percaya dan yakin akan TUHAN imajinasi yang dicitrakan oleh para pemimpin mereka.
Aku pun ketakutan, aku sendirian aku terus meratap memohon sebuah pengertian dan izin untuk mengenal TUHAN SEJATI bukan TUHAN imajinasi yang selama ini kusembah.
Aku berlari kesetiap penjuru dunia dan bertanya tentang MU TUHAN, namun mereka semua “buta“ karena mereka pun belum pernah melihat wujud MU, mereka semua “tuli” karena tak satupun dari mereka mendengar suara MU, akhirnya aku pun terdampar dalam kegelisahan dan kerinduan ku pada MU , sampai akhirnya aku tergoda untuk melihat diriku sendiri ya diriku sendiri .
Ahh….., sudahlah aku tak mau lagi percaya dengan imajinasi setiap pemimpin, bahkan aku tak mau lagi mempercayai pikiran dan imajinasiku tentang MU, biar kuyakini saja keberadaan MU disini, hanya dalam hatiku sendiri bukan untuk kubagi dengan yang lain, hanya aku sendiri! (RS)
Surat Rindu