Rais Aam PBNU KH. A. Mustofa Bisri mengaku prihatin dengan
sejumlah kelompok yang kerap memanfaatkan agama demi kepuasan nafsu politiknya.
Selain mencoreng citra agama, sikap ini merupakan cermin ketidakmampuan
mengenali Tuhannya.
Kiai yang akrab dipanggil Gus Mus ini berpendapat,
mengikutsertakan agama untuk kepentingan tertentu, seperti kampanye politik
adalah tindakan berlebihan.
“Gusti Allah diajak kampanye. Kebangetan tenan, kurang ajare nemen banget. Gusti Allah kok diajak kampanye. kalau gak bisa berpolitik, ya nggak usah berpolitik lah” tegas Gus Mus
Menurutnya, perilaku keberagamaan harus ditunjukkan secara
sederhana dan bijaksana. Tak cukup mengandalkan semangat mencintai Allah, tanpa
disertai pengenalan secara mendalam tentang Allah.
”Kita lihat kembali, Allah itu apa? Jangan-jangan kita
Allahu Akbar Allahu Akbar tapi nggak tahu Allah itu segede apa. Atau
jangan-jangan kita selalu bilang Allahu Akbar tapi pikiran kita sama sekali
tidak ke Allah” tegas kiai asal Rembang, Jawa Tengah ini.
Bagi Gus Mus, mencintai Allah tanpa mengenalinya hanya
berbuntut pengagungan pendapat sendiri. Akibatnya, yang bersangkutan menganggap
perlu mengadakan pembelaan kepada Tuhan, termasuk dengan jalan kekerasan.
Lha wong agama kok dibuat ngerusak. Itu kan aneh bin ajaib.
Gusti Allah itu ar-Rahman, ar-Rahim, al-Lathif. Lha kok ngerusakan, iku piye?
tuturnya.