Sudah menjadi kebiasaan di masyaraakat dan media (mungkin) bahwa dalam banyak hal dan banyak momentum kita selalu ramai ngeributin yang tidak essensial, ramai ngebahas (dengan porsi yang lebih besar atau sama) hal yang remeh temeh dengan inti persoalan, sehingga pada akhirnya kita abai terhadap substansi mengenai sebab, latar belakang, akibat, penanganan, dan penanggulangannya, kita hanya bisa dengan gagah berani menulis tagar #kamitidaktakut, sebenarnya yang menjadi pokok masalah adalah bukan soal situ takut atau tidak karena situ sebenarnya adalah bagian terpenting yang (se)harusnya dan sudah dilindungi oleh negara.
Yang menjadi pemikiran kita seharusnya adalah, mengapa dari ratusan negara yang ada dimuka bumi ini, jika bahasannya terkait dengan teroris, maka negara kita adalah salah satu yang paling menonjol diantaranya? Entah itu karena banyaknya peristiwa teror yang kemudian memakan korban yang tidak sedikit, ataukah karena adanya dibeberapa wilayah di Indonesia yang dapat dikatakan menjadi "mesin kaderisasi/pusat pelatihan" pelaku teror dengan lahirnya istilah eks pusat pelatihan bla...bla...bla, angkatan bla...bla...bla...., atau sebagaimana kebiasaan pengiriman tenaga kerja keluar negeri (sebagai dampak ekonomi nasional/domestik/regional/lokal yang tidak kunjung membaik) sejalan dengan itu ternyata kita juga termasuk kontributor/principal personil kelompok-kelompok yang sedang bertikai yang ada di negara-negara timur-tengah yang kerap dengan sengaja serta sadar kita kacaukan maksud dan tujuan yang melatarbelakanginya dengan memberi label jihad(is).
Kita dan semua media yang kita miliki sampai dengan saat ini ternyata gagal mengupas tuntas, gagal melakukan upaya-upaya pencegahan dini yang kuat dan terstruktur dalam penanganan aksi teror ini. Inteligen, lembaga-lembaga pendidikan, para tokoh besar agama, lembaga-lembaga keagamaan, semua pada rame sendiri asyik dengan diri sendiri tanpa bisa merumuskan bersama sebuah kegiatan besar bersama, kaitannya dengan keperdualian dan penanganan serta pemberantasan potensi lahirnya teror diberbagai tempat sebagaimana yang sudah-sudah. kalaupun ada gerakan dan keperdulian itu baru sebatas "ngoceh" aja didepan kamera.
Sadar atau tidak kita bahwa sesungguhnya yang menjadi sumber kegaduhan di negeri ini adalah POLITIK dan AGAMA, dua hal inilah "mainan" besarnya, dua hal ini akan menjadi semakin liar dan gaduh bila kepemimpinan nasional nya "lemah" sebaliknya kedua hal ini menjadi smakin terpinggirkan bila kepemimpinan nasional itu mempunyai leadershsip yang kuat dan secara cepat mampu mengangkat/menyehatkan perekonomian diseluruh lini, segera secepatnya mewujudkan rasa keadilan masyarakat dibidang penegakan hukum dan pemerataan roti pembangunan diseluruh sektor, terutama pendidikan dan kesehatan, tanpa itu maka issue Politik dan Agama akan terus menjadi ladang subur pihak-pihak yang memang punya kepentingan dengan "kegaduhan" dan sesuatu yang sangat sensitif membayang-bayangi langkah kita untuk hidup aman, maju, sejahtera.
Jadi sebagai anak bangsa mari kita fokus dengan pokok masalahnya, jangan hanya karena ketidakmampuan kita dalam menggali pokok masalah dan menyajikannya ke publik, terus kemudian media memberitakan hal yang tidak substantif dengan porsi berlebih bahkan kemudian hal remeh temeh itu seterusnya menjadi firal, membuat kita tidak pernah bisa fokus dan tuntas dalam menjawab berbagai persoalan mendasar kebangsaan kita. Keledai pun tidak pernah masuk terjerumus pada lubang yang sama untuk kedua kalinya, (kecuali manusia untuk satu jenis lubang itu memang harus sering terjerumus dan sama), selebihnya jangan sampai kita kalah dengan keledai.
SLAMAT BERJUANG SEMUA!
"SEMOGA KITA SEMUA ADALAH MIMPI BURUK BAGI SIAPA SAJA PELAKU TEROR DI NEGERI INI"
google.com or senggolbacok1.blogspot.co.id
No comments:
Post a Comment