Showing posts with label politik. Show all posts
Showing posts with label politik. Show all posts

Monday, May 6, 2019

Slechte Samenzwering

Ilustrasi dicomot dari blog orang lain
Illustrasi dicomot dari blog orang lain
Yang lebih kita kenal dengan sebutan "Konspirasi" atau Persekongkolan Jahat, sudah ada sejak awal peradaban manusia, disetiap system bernegara dan berdemokrasi, konspirasi itu terus langgeng adanya sepanjang peradaban hingga sekarang. Konspirasi dalam banyak perspektif pastinya membawa akibat yang fatal, sebagaimana kisah dan film-film intelijen, bahkan sampai pada hal "menghilangkan nyawa" orang lain atau sekelompok orang tanpa pandang bulu dan pilih-pilih, semua bergantung order dari yang berkepentingan dan seberapa besar keuntungan yang akan didapatkan.

Persekongkolan jahat apapun bentuknya, diranah manapun dilakukannya, semua mempunyai kesamaan motif dan latar belakang yaitu "Kompetisi."

Banyak manusia dalam mencapai dan memenuhi hasrat keinginannya tidak lagi dengan cara-cara yang wajar, kejujuran dan hati nurani sudah hilang entah kemana, persekongkolan jahat digunakan sebagai cara untuk mencapai tujuan, tidak peduli lagi apa yang dirasakan orang lain, yang penting hasrat dan keinginannnya tercapai.

Dalam kompetisi yang tidak seimbang disegala halnya dan masih ditambah banyak faktor lain, sementara pada sisi yang berbeda salah satu pihak telah dibutakan oleh syahwat besar dan buruk untuk dapat (harus) unggul dan berkuasa, dari tidak cakap menjadi harus yang paling cakap, dari tak bermoral tak beradab, harus jadi yang paling bermoral dan paling beradab, dari tidak kompeten tidak punya integritas, harus menjadi orang yang paling punya kompetensi dan paling punya integritas, dst..., disanalah konspirasi kemudian punya ruang kebutuhan untuk tumbuh subur.

Persekongkolan jahat ini tidak saja terjadi dalam dunia politik, dan organisasi, tapi dalam komunitas kecil juga segala bentuk kegiatan kompetisi pun juga demikian. Tidaklah ada itikad baik dalam sebuah persekongkolan jahat, tetap saja bermotif superior dan eksperior.

Persekongkolan jahat yang dimuati syahwat sudah tidak melihat batasan apapun lagi, dia bergerak dalam diam melompati semua batasan yang ada  bahkan persekongkolan jahat dapat menembus batas manusia "sehat."

Kedekatan pribadi antara seorang yang lebih dengan seorang yang lebih lainnya, jika disalah gunakan adalah awal sekaligus modal lahirnya persekongkolan jahat, namun banyak orang pandai mengemasnya sebagai sebuah kebaikan, padahal tetap saja sebuah persekongkolan jahat, adalah sebuah kejahatan.

Kalau dalam kegiatan yang berskala kecil saja sudah sarat persekongkolan, bagaimana mungkin bisa mewujudkan cita-cita yang baik dalam skala besar? Runtuhnya kesadaran moral untuk konsisten berjuang dan berkompetisi secara normal, berbuat kebaikan, hidup bergaul membangun lingkungan sosial dan politik yang semestinya positif nyata sudah tidak dimiliki lagi, dan kemudian karenanya dengan mudah membuat sekelompok orang tergerak melakukan sebuah persekongkolan jahat.

Persekongkolan jahat adalah sebuah bentuk rekayasa atas sebuah keadaan, dan bahkan latar belakang yang dijadikan alasan untuk melawan kehendak dan aturan yang sudah ditentukan (seluruh norma yang ada dan hidup) pun dipalsukan, oleh karenanya bisa dipastikan hal demikian tidak akan pernah mendapat ridho dan keberkahan-Nya.

Oleh karena dampak yang ingin dicapai begitu signifikan, meskipun persekongkolan jahat atau konspirasinya ada dalam skala kecil-kecilan, tetapi untuk mencapai sebuah missi sukses, konspirasi selalu dan pasti akan menelan "biaya" yang juga sangat "mahal," baik dipihak sang konspirator juga dipihak korban. Sebagaimana layaknya film-film layar lebar dalam rangkaian kegiatannya persekongkolan jahat selalu sukses menemukan dan mengelola orang-orang yang sesungguhnya "lemah" sebagai  "sasaran antara" dan dalam dunia politik,orang-orang yang masuk kategori ini justru sangatlah banyak, bahkan yang paling banyak.

Sunday, March 6, 2016

Kandidat Calon Gubernur

pilgub dki
Pemilihan langsung, serentak Gubernur dan banyak Kepala Daerah di tahun 2017 sebenarnya masih lama (sekarang aja masih tahun 2016 bulan Maret awal),  namun hangatnya sudah mulai terasa. Untuk daerah yang cukup terkenal atau yang menjadi perhatian media dan seterusnya masyarakat luas, dikarenakan karena hampir seluruh media (lapisan masyarakat) nasional memberitakannya, sebenarnya sangat mudah bagi kita untuk menakar popularitas (awal) mereka, dan termasuk elektabilitasnya (mungkin) kemudian, dapat diprediksi oleh kita tanpa repot berdebat dan menunggu paparan lembaga survei.
Seperti DKI Jakarta misalnya; bahwa hampir seluruh media nasional, baik cetak maupun elektronik, setiap hari pasti memuat berita tentang Ahok, mulai dari A-Z minimal satu berita setiap media setiap hari pasti memuatnya dalam pemberitaan mereka, apakah ini karena pesanan, ataukah karena Ahok dan seluruh kiprahnya memang mampu menaikkan rating media tersebut, dibaca, didengar dan bahkan di klick oleh publik melalui media sosial yang hampir seluruh masyarakat Jakarta, bahkan Indonesia dapat dengan mudah mendapatkannya (digenggaman), entahlah tetapi yang jelas bahwa untuk menakar popularitas sang kandidat kini tidaklah sulit. Sebagaimana gadget halaman yang saya telah share diatas postingan ini, sahabat semua dapat melihat sejak bulan Januari sampai dengan Maret pada tanggal sekarang ini dalam hitungan seratus, diantara semua nama yang di bandingkan, hanya Ahok lah satu-satunya figur populer, yang dari segi pemberitaan paling banyak dicari oleh masyarakat melalui media Google, wabil khusus mesin pencari Google Chrome, padahal nama Ahok telah dibandingkan dengan orang-orang yang menurut saya baik dan cukup sering diberitakan, seperti Yusril, Sandiago, Habib Rizieq dengan FPInya. Akan tetapi sebagaimana hasil diatas ternyata masyarakat DKI Jakarta dan Indonesia pada umumnya sangat tidak ingin tahu tentang apa-apapun dan siapapun terkecuali Ahok. Tentu kalo dilihat dari berbagai macam teory survey dan polling, bahwa hasil ini pasti disclaimer, akan tetapi demikianlah adanya menurut Trends Google per hari ini.

Saya sih tidak mendukung siapa-siapa dan toh bukan warga Jakarta,  akan tetapi saya ingin berpesan bahwa untuk menjadi pemimpin itu memang sepertinya tidak setiap orang punya makom disitu, dan urusan makom ini tidak akan pernah tertukar antara satu orang dengan lainnya, sehingga saran saja; jika masih memungkin, tidak usah merasa malu untuk yang lainnya selain Ahok, lebih baik konsentrasi dengan profesi masing-masing dimana semuanya sudah merupakan ahlinya, menjadi negarawan, pemikir dan penyeimbang secara terukur juga adalah kontribusi yang positif bagi kemajuan masyarakat, pemerintahan, negara dan bangsa. Saran ini maksudnya sepanjang bisa, kalo tidak ya sudah diteruskan saja tapi dengan tetap menjaga tata tertib di meja makan.

google.com or senggolbacok1.co.id.

Sunday, January 17, 2016

Teroris vs Sepatu vs Selfie

Sudah menjadi kebiasaan di masyaraakat dan media (mungkin) bahwa dalam banyak hal dan banyak momentum kita selalu ramai ngeributin yang tidak essensial, ramai ngebahas (dengan porsi yang lebih besar atau sama) hal yang remeh temeh dengan inti persoalan, sehingga pada akhirnya kita abai terhadap substansi mengenai sebab, latar belakang, akibat, penanganan, dan penanggulangannya, kita hanya bisa dengan gagah berani menulis tagar #kamitidaktakut, sebenarnya yang menjadi pokok masalah adalah bukan soal situ takut atau tidak karena situ sebenarnya adalah bagian terpenting yang (se)harusnya dan sudah dilindungi oleh negara.
Yang menjadi pemikiran kita seharusnya adalah, mengapa dari ratusan negara yang ada dimuka bumi ini, jika bahasannya terkait dengan teroris, maka negara kita adalah salah satu yang paling menonjol diantaranya? Entah itu karena banyaknya peristiwa teror yang kemudian memakan korban yang tidak sedikit, ataukah karena adanya dibeberapa wilayah di Indonesia yang dapat dikatakan menjadi "mesin kaderisasi/pusat pelatihan" pelaku teror dengan lahirnya istilah eks pusat pelatihan bla...bla...bla, angkatan bla...bla...bla...., atau sebagaimana kebiasaan pengiriman tenaga kerja keluar negeri (sebagai dampak ekonomi nasional/domestik/regional/lokal yang tidak kunjung membaik) sejalan dengan itu ternyata kita juga termasuk kontributor/principal personil kelompok-kelompok yang sedang bertikai yang ada di negara-negara timur-tengah yang kerap dengan sengaja serta sadar kita kacaukan maksud dan tujuan yang melatarbelakanginya dengan memberi label jihad(is).

Saturday, January 9, 2016

Mencintai Politik Sesungguh Hati dan Segenap Jiwa (ono tah?)

Kebencian dan segala sifat serta sikap negatif pada dasarnya tidaklah sehat dan lebih pada menuju kehancuran diri sendiri daripada orang lain, terlepas itu sadar atau tidak cepat ataupun lambat, karena hal tersebut bukan merupakan sifat dan Kemahaan Tuhan yg maha segalanya, pun demikian didalam politik, karena sejatinya politik adalah seni dalam melahirkan kebijakan yang positif bagi rakyat dengan satu-satunya cara yang diyakini baik yaitu demokrasi, demokrasi yang benar dan sehat serta ter ukur, sehingga jika kemudian ada pendapat yang mengatakan bahwa dalam politik (untuk mencapai tujuan politik) segala cara daya dan upaya adalah 'halal' maka dapat kita pahami bahwa orang yang demikian adalah pribadi yang sesungguhnya tidak mudeng dengan sejatinya politik; tidak mudeng bahwa politik itu penuh di isi dengan sekumpulan norma positif yang resisten terhadap semua hal yang bersifat culas dan curang, karenanya lazimnya bahwa politik itu adalah 'missi suci', bukan yang lain. Jaga pikiran dan hati anda terlepas anda suka atau tidak dengan politik dan politikus.