Thursday, February 4, 2016

Sorga Ada Dibawah Telapak Kaki Ibu (2)

Judul diatas adalah benar adanya, tidak ada satupun diantara kita (insyallah) mengingkari hal tersebut, mengenai judul tulisan kali ini sudah ditegaskan sejak jamannya nabi-nabi, dan kita wajib mengimaninya dan mengaminkannya sekarang dan selamanya demikian.
Tetapi apakah seiring berjalannya waktu sikap, prilaku, dan ungkapan syukur kita selalu sejalan dengan semangat tersebut? hem... jawabnya yang paling fair adalah some time..., karena mungkin menurut anak muda sekarang some time itu gue geto lo......!
Lalu bagaimana halnya dengan Bapak kita,  Ayah kita, Papa kita? apakah kemudian dia akan berlalu begitu saja bersama waktu seiring dengan semakin kecilnya perannya dalam hari-hari kita karena kita telah tumbuh dan menjadi "dewasa"? dia lalu bisa kita abaikan begitu saja? dia lalu bisa kita nilai dan hakimi semaunya kita sendiri tanpa pernah mempertimbangkan situasi, keadaan dia disaat itu, disaat kita masih ngompol dan belum ngerti apa-apa lalu sekarang kita bersikap sakan-akan kitalah yang paling mengerti akan semua dan lain sebagainya disaat kita sudah seperti sekarang, hanya karena ketidak adilannya (menurut kita) diantara kita saudara ber saudara, diantara keluarga ber keluarga, kita marah kita dendam, kita menjadikannya enemy dalam hidup sekalipun cuma dibathin (karena takut malu jika diukapkan, sebab walau bagaimana menjadi pendemdam terlebih dendam terhadap keadaan dan orang yang "membuat" kita ada, sekalipun ini jamannya edan, tetapi untuk hal seperti itu malah dianggap orang edan), karena menurut kita dia adalah sosok yang keras atau bahkan menurut kita sering membuat kita malu diantara pergaulan yang kita miliki sekarang diantara orang-orang yang sukses?

Ketahuilah bahwa yang kita rasakan adalah juga dirasakan oleh orang lain dibelahan lain di muka bumi ini, hanya saja yang membedakan kita dengan yang lainnya adalah terletak pada pemahaman akan berbagai macam nilai-nilai kehidupan.
Saya senang melihat banyak orang yang konsisten dan sanggup menunjukkan rasa hormatnya kepada orangtuanya tanpa terkecuali, tanpa membandingkan, tanpa menjustifikasi dan niat menghukum, mereka menjadi anak yang "apa adanya", menempatkan diri layaknya lautan yang luas seperti orang tuanya dulu ketika masih muda yang juga sukses menerima mereka sebagai anak yang mungkin dulu sangatlah merepotkan oleh berbagai macam tingkah dan polahnya, dan kini ditengah usia orang tuanya yang sudah renta, bagi mereka melayani dan terus membuatnya bahagia adalah hal yang membanggakan dan suatu kehormatan.

Jika bagi kita secara umum yang menjadi persoalan dari sosoknya adalah ketegasannya, rasa dan juga sikap adilnya; maka kita wajib tahu bahwa sesungguhnya kita saat ini pada usia mereka dahulu belumlah tentu bisa lebih bersikap adil daripadanya, atau mungkin kita juga tidak paham bahwa keadilan adalah ketidak adilan itu sendiri karena hak kita persis bersebelahan dibatasi oleh hak orang orang lain, kepatutan kita persis dibatasi oleh kepatutan yang juga dimiliki oleh orang lain, dan diatas segalanya ketahuilah bahwa keadilan hanya milik Allah, Tuhan semesta alam.
Kembali pada perbandingan antara Ibu dan Bapak, bahwa jelas kita pasti dapat memahami jika darah dan daging ini ada adalah berkat asupan air susu Ibu, yang dengan ikhlas diberikan kepada kita penuh kasih dan sayang (soal banyak dan tidaknya sih relatif tergantung ibu dan anak nya, karena ukuran ibu dijaman dahulu dengan ibu dijaman sekarang jujur saja telah mengalami pergeseran, bahwa ibu dijaman sekarang karena berbagai alasan banyak yang tidak suka memberi asi atau mau memberi asi tapi dengan cara tertentu, jika dahulu malah sebaliknya. malah ada teman yang lebih suka memberi "asi" pada "temannya" dibandingkan anaknya dahulu): maka kita harus ingat bahwa tulang yang kita miliki adalah terbentuk dari darah Bapak. Jadi bagaimana bisa kita bersikap tidak adil diantara keduanya, membeda-bedakan satu dan lainnya.
Last..just kidding but seriously: kita harus tahu bahwa selain sorga ada dibawah telapak kaki Ibu, bahwa dahulu dan kelak yang membukakan pintu sorga itu buat kita adalah Bapak.

Sugeng siang...sehat lan lancar sedoyonipun nggih....
Salam....

google.com or senggolbacok1.blogspot.co.id

No comments:

Post a Comment